Rabu, 07 Agustus 2013

Pecahnya Persahabatan Bunga Part 1

Bunga dan Mira bersahabat dari kelas 1 SD. Entah kenapa, sekarang mereka menjauh karena terpaksa berpisah. Bunga dan Mira yang bertetangga dan bersekolah di tempat yang sama, harus terpisah karena Ayah Mira harus dinas di luar negeri. Bunga, atau Mira, belum mendapatkan cara untuk berkomunikasi lagi bersama - sama. Sudah kurang lebih 3 tahun Bunga tidak bercakap - cakap bersama Mira lagi, sampai hari ini.....

"Bunga, tolong jemurin baju ya, Sayang. Kita akan ke supermarket nanti, jadi pekerjaan harus selesai sekarang," kata Bunda Bunga mengangkat ember berisi baju kepada Bunga.

"Iya, bu." Bunga menjemur semua pakaian di bawah sinar matahari yang sudah terik. Lalu, gerbang rumah Bunga terbuka, dan sebuah mobil SUV hitam memasuki rumah Bunga. "Bung, itu teman sekolahmu?" tanya bunda Bunga.

"Bukan," jawab Bunga. "Yang pasti, Bunga nggak pernah melihat mobil itu." Lalu, seorang gadis kecil sebaya dengan Bunga, keluar dari mobil SUV hitam itu. Ternyata, itu adalah Mira!! Teman lama Bunga yang sudah lama berpisah dengannya.

"Hai, Bunga!! Ayahku bilang, bulan ini aku boleh pindah lagi ke Indonesia! Kamu senang, kan?" sahut Mira cepat-cepat memeluk erat badan Bunga. "Kita bisa sekolahan bersama lagi!".

"Hem, iya. Tapi, dimana kamu akan tinggal? Pastinya, kau sudah menjual rumah lamamu, kan?" tanya Bunga agak cemas. "Tentu saja aku akan tinggal di hotel terlebih dahulu, dan aku akan membangun rumah baru nantinya."

Bunga dan Mira bergabung dan menempel lagi seperti perekat. Mereka dijuluki soulmate lagi, dan sudah tidak sabar hari sekolah akan datang. Hari itu, Mira bermain di rumah Bunga sampai sore hari.

"Nih, cemilan dan minuman untuk Bunga dan Mira. Bunda sedang memasak, jadi jangan ganggu, ya" kata Bunda mengkhawatirkan keadaan rumah selagi dia sibuk memasak. "Jangan mondar-mandir, banyak barnag berharga di rumah ini." Bunda sudah tahu tipe Mira seperti apa. Dia adalah anak remaja muda yang suka bermain, ceria, dan tidak berhati-hati. Banyak kejadian sepele Mira yang mengakibatkan kecelakaan, dan itu pun bukan perbuatan Mira saja yang 'tidak sengaja' dilakukan.

Sampai sore, Mira masih saja bermain di rumah Bunga. Mira masih tidak bosan di rumah Bunga, tetapi sudah terlalu bosan kalau harus diam di kamar Bunga. "Bunga, ayo, kita main di kebun!" ajak Mira menarik tangan Bunga keluar kamar. "Nggak seru kalau disini terus."

"Jangan deh, kan bunda bilang nggak boleh keluar kalau lagi sibuk." Mira merengut dan duduk kembali dengan perasaan kecewa. "Sudahlah, kan tidak terlalu berat kalau bermain di kamar saja, iya kan?" kata Bunga sedikit menghibur Mira.

"Baiklah. Oh ya, ini, oleh-oleh dari Amerika!" kata Mira kembali ceria lagi. "Ah, terima kasih. Apa ini?" tanya Bunga. "Merchandise patung Liberty. Bagus, kan?". Bunga mengangguk pelan. Dia sangat senang dengan menerima hadiah itu. Lalu, Bunga memajangi oleh-oleh itu di atas mejanya.

"Ah, kau punya laptop ya! Mainin, Yuk!! Sebentar saja.." pinta Mira. Ya, Bunga terpaksa membuka laptopnya dan menunjukkan kumpulan permainan di dalam komputer itu. Mira bermain laptop itu, sampai - sampai.....

"AH!!" Mira secara tidak sengaja menyenggol oleh-oleh Bunga yang dari dia sendiri. PRANGGG!! Lapisan kaca yang membuat patung Liberty itu berkilauan itu pecah dan terjatuh di lantai, berkeping-keping. "Aduh, oleh-olehnya!" Mira yang aslinya menyesal, mengubah raut wajahnya menjadi marah. "Ihh, Bunga memecahkan hadiahnya dariku!!!". Bunga kaget sekaligus terkejut, dan mengikuti jejak Mira yang berlari ke ruang tamu, tempat orang tuanya duduk.

"Ayah!!! Ibu!!!" teriak Mira. Bunda Bunga yang kaget mendengar teriakan itu, langsung mematikan kompor dan menghampiri ruang tamu. "Ada apa ini, Mira? Apakah ada barang yang rusak lagi?" tanya Ibu Mira. "IYA!!! Oleh-oleh dari Amerika yang kuberi kepada Bunga sudah pecah gara-gara dijatuhkan!!!". "Ahh, aku tidak...." "Bunga, apa maksudnya ini? Mira sudah berbaik hari kepadamu dan kau menjatuhkan barang berharga dari sahabatmu sendiri?"protes Bunda. Padahal, orang yang seharusnya disalahkan adalah Mira karena dialah yang menjatuhkannya. Mungkin, Mira terlalu takut untuk mengadukan dirinya sendiri, jadi harus melepaskan kesalahannya kepada orang lain, sahabatnya sendiri!! Jahatnya!

"Emm, mohon maaf, kami harus segera pulang. Pamit ya, Bunga. Sampai jumpa nanti sekolah," lambai ibu Mira langsung membawa Mira dan Ayah Mira keluar rumah. Sesaat kejadian itu terjadi, Bunga menyendiri di kamar karena dimarahi ibunya atas hal yang tidak dia lakukan, dan sahabatnya sendiri tidak sedikitpun menyesal atas yang dia lakukan.

Memang, mungkin Mira bukanlah sahabat yang sudah lama dicari Bunga. Selama ini, Bunga membantu PR Mira, bekerja kelompok, dan lain-lain, apakah Mira hanyalah mempermainkan otaknya? Aduhh, butuh waktu lama untuk memikirkan hal ini, dan Bunga masih tidak tenang karena perbuatan Mira itu.

~ BERSAMBUNG ~

Tips : Kalau mau buka Part 2, ke sini, ya^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar