Sabtu, 10 Agustus 2013

Pecahnya Persahabatan Bunga Part 2

Di rumah Bunga saat malam hari....
"Bunga, ayo makan malam." Ibunya membujuk anaknya keluar kamar. "Maaf ya, ibu marah. Habis, masa kamu jatuhin..."

"Bukan aku yang jatuhin oleh-oleh itu, Ibu!!! Mira bohong, soal semuanya. Dia hanya tidak mau dimarahi, jadi menuduh Bunga, hiks..." kata Bunga yang mulai terisak - isak. Ibu yang tengah sedang menghidangkan makan malam, kaget karena ucapan Bunga itu. Ibunya tersenyum kecil dan mengantar Bunga ke kamar.

"Bagaimana ini terjadi, Bunga?". "Pertama, aku dan Mira main komputer. Eh, Mira nyenggol oleh-olehnya, lalu jatuh dan pecah. Dia merengut dengan raut muka tidak jelas, langsung menuduh Bunga deh." "Oh, ibu mengerti. Memang, ibu juga punya kejadian seperti itu. Saat masih SD, Ibu punya teman. Dia suka blogging, dan pada suatu hari, Ibu disuruh dia mengurus blog. Ibu ngeposting beberapa pujian tentang blognya, lalu teman ibu marah, padahal ibu menguping pembicaraannya dengan orang tuanya setelah marahan. Katanya, dia mau berterima kasih pada ibu, tetapi dia malah tidak mau menghubungi ibu lagi, di sekolah pun dia menjauhi ibu. Katanya pada suatu hari di sekolah, Blognya tidak disukai orang lagi karena dianggap sombong dan egois. Padahal, dia sudah berterima kasih satu kali setelah melihat posting itu. Entah kenapa, dia marah terus sama Ibu. Teman kita itu pernah melakukan hal yang bodoh, menjauhi kita karena hal sepele atau kesalahan kecil yang dia lakukan, tetapi tidak mau mengaku dan menjatuhkannya ke orang lain."

Bunga tersenyum dan meminta untuk tidur, dan tidak makan malam dulu. Yah, begitulah. Jika Bunga sudah kesal atau resah, pokoknya, harus ada kegiatan yang dilangsungkan begitu lama, saking lamanya, sampai melupakan kekesalannya itu.

Paginya, Bunga pergi ke sekolah dengan wajah murung. "Duh, mesti ketemu sama Mira, nihh..." katanya dalam hati. Sebenarnya, Bunga sudah tidak tahan kelakukan Mira itu. Dia juga berniat menjauhinya, sejak kejadian perpindahan itu. Sebab, Mira tidak tahan 1 menit saja di rumah orang lain tanpa elektronik atau mainan seru yang dia dapatkan di rumahnya. Maklum, Bunga tidak suka bermain mainan eletronik yang modern.

"Hai, Bunga... Maaf ya soaal..." Bunga sudah pergi. "Hei, Bung..." Bunga juga sudah kabur duluan. "Bunga! Kau bisa dengerin, gak sihh!!" Mira teriak sampai-sampai murid lain mendengarkan. "Aku mau..." "Kau mau minta maaf, kan? Minta maafnya ribuan kali, dong! Kau yang membuat aku dihukum tanpa alasan sepanjang hari, aku dimarahi ibuku karena hal yang tidak jelas!! Kamu yang harus mengalami hal itu!!! Aku tidak mau menerima permintaan maaf mu. Kalau mau, minta maaf sama orang tuamu dan orang tuaku. Barulah, aku menerima permintaan itu. Gimana?!" Bunga meledakkan kemarahannya.

"Sori ya, aku nggak alim kayak kamu, sih." Mira pergi dengan perasaan kecewa dan sebal. Dia mengira, Bungalah yang paling harus disayangi, juga dikasihani. Dia berpikir, seharusnya Bunga yang minta maaf duluan karena memarahinya. Aduhh, apakah takdir untuk sahabat karib ini?

Di kelas, sepanjang pelajaran, Mira dan Bunga tidak pernah bercakap-cakap, ataupun melirik kepada masing-masing wajah. Sepertinya mereka akan serius akan putus persahabatan. Murid-murid lain bersikap seperti biasa, dan ketua kelas, Boni, harus menyeselesaikan permasalahan ini.

"Boni, harusnya, Mira dan Bunga menghabiskan waktu pelajaran dengan senang, toh mereka semeja. Sekarang, malah Bu Alia harus memisahkan mereka. Gimana ini?" kata Puput yang selalu berlebihan. "Ya, aku tahu. Tapi, mau diapain lagi, mereka masih tidak mau akur." Boni berpikir keras. "Ah! Begini, pssst.... pssst.... lalu, kita harus psst.. psstt... nah, apakah kalian semua mengerti?" kata Boni. "Tentu, kan kamu ketuanya" jawab Andi cekikikan. "Iya, pasti berhasil rencana ini!!" Hani si sekretaris dengan seriusnya menulis semua perkataan Boni di catatan sekretarisnya. Apa ya, Rencana Boni? Hemm... tunggu aja di part 3: Pecahnya Persahabatan Bunga!!

~ BERSAMBUNG ~
Tips : Kalau mau ke Part 3, ke sini, ya^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar